Etika Berkomunikasi


BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan aspek yang penting dalam hubungan manusia, manusia secara umum merupakan mahluk sosial, artinya manusia tidak dapat hidup secara individual, dengan kata lain komunikasi berfungsi sebagai arus informasi timbal balik dari seorang individu ke individu lainnya dengan adanya komunikasi maka akan memudahkan hubungan tersebut, manusia secara naluri membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya namun dalam penyampaian informasi, tidak semua manusia mampu menyampakan informasi tersebut dengan mudah, terkadang seorang individu mengalami kendala, baik berupa pemilihan kata, penyampaian yang tidak efektif, pemborosan kata, faktor perasaan ataupun maksud berbeda dari pemikiran individu tersebut dengan informasi yang dipaparkan. semua hal tersebut merupakan hambatan komunikasi seorang individu yang perlu ditangani, untuk mengetahui lebih jelasnya perlu disimak beberapa point penting, yang perlu kita penuhi, agar komunikasi berjalan lancar, efektif serta efisien (tidak bertele-tele).
BAB II
ETIKA BERKOMUNIKASI
             1.    Pengertian Etika.
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).  sumber ( wikipedia.org )

2.     Pentingnya Etika Dalam Berkomunikasi.

Etika dalam berkomunikasi sudah merupakan hal yang wajib adanya, sebagai komunikator kita perlu memahami perasaan atau psikologi dari lawan bicara kita, dengan adanya rasa pemahaman dan rasa penghargaan maka komunikasi akan terjalin lebih mudah, dan jika komunikasi telah terjalin dengan mudah maka proses transaksi informasi pun akan lebih efektif.
Pentingnya etika dapat dilihat jika seseorang berkomunikasi, kita tentu lebih menghargai orang yang berbicara dengan sopan ketimbang orang yang berbicara dengan kasar atau tidak sopan, seorang komunikan akan ragu untuk terbuka dengan orang yang memiliki kredibilitas yang rendah, penyampaian pesan yang tidak valid juga akan menyulitkan seorang komunikan dalam menangkap pesan maka dari itu kita perlu mengetahui etika apasaja yang perlu kita penuhi sebelum berkomunikasi.

3.     Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Berkomunikasi.
Ada beberapa hal pokok yang mana kita selaku komunikator perlu lakukan dan perlu aplikasikan dalam kehidupan, antara lain :
a.       Fokus pada lawan bicara
Fokus dalam berkomunikasi merupakan kunci agar informasi yang disampaikan komunikator kepada kita berjalan lebih efektif, orang yang cinderung tidak memperhatikan lawan bicaranya biasanya kehilangan beberapa potong informasi yang disampaikan dan terjadi kesenjangan antara kedua belah pihak, biasanya pihak yang menyampaikan informasi (komunikator) secara perasaan akan tersinggung dengan kita dan secara otomatis kesalahan fatal informasi (informasi yang salah) yang masuk dapat berdampak langsung dengan pengplikasian kita.
b.      Fokus pada masalah
Dalam beberapa kasus komunikasi beberapa individu melupakan pokok permasalah yang ingin dibicarakan hal ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan terlalu melenceng dari yang dibicarakan (basa-basi), perlu adanya penyusunan konsep sebelum berbicara dengan orang lain, komunikasi ini biasanya disebut dengan komunikasi yang tidak efisien karena informasi yang dimiliki tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan komunikator. Maka dari itu perlu adanya focus masalah, yaitu tidak mencampur adukkan masalah lain yang tidak memilik kaitan dengan informasi tersebut.
c.       Jangan menimpali pembicaraan.
Komunikan yang baik adalah komunikan yang mau mendengarkan dengan bijaksana perkataan dari komunikator, menghargai apa yang dikatakannya dan tidak menimpali atau menyela perkataannya sebelum selesai.

d.      Saling menghargai
Biasanya dalam proses ini dua individu (komunikan dan komunikator) perlu saling memahami satu sama lain dalam model komunikasi dipaparkan dalam konsep field experience yaitu konsep kesamaan, dimana tingkat efektifitas komunikasi akan terjalin lebih tinggi jika dua individu memiliki kesamaan yang besar, sebagai contoh seorang collecor barang antik tentu akan lebih cenggung berkomunikasi dengan seorang pecinta ayam hias dari pada seorang collector lainnya. Namun meski demikian jika kita dan orang lain tidak memiliki faktpr kesamaan, kita harus tetap menjaga etika dengan menghargai tiap ucapan orang tersebut dengan menyimak dan mendengarkan apa yang dikatakannya, dengan demikian rasa pengahargaan akan timbul pula pada orang yang kita hargai tersebut.

e.       Selingi Dengan Humor
Ada kalanya dalam berkomunikasi kita merasa bosan dengan informasi yang disampaikan tentu ini bukan kesalahan pendengar namun dalam proses penyampaian informasi tersebut kurang bumbu yang menarik pendengar, dalam hal ini kita perlu menyelinginya dengan candaan atau gurauan agar para pendengar atau komunikan tidak merasa bosan dengan apa yang kita sampaikan.
4.    Hal-Hal Yang Perlu Dihindari Dalam Berkomunikasi
Dalam berkomunikasi dengan orang lain ada etika tersendiri yang harus kita pegang, kita selaku individu perlu menjaga perasaan lawan bicara kita agar mereka tidak tersinggung ataupun salah paham dengan maksud dan tujuan kita. Adapun point-point berikut ditujukan kepada lawan bicara yang biasanya baru kita temui, baru kita kenal ataupun kurang akrab dengan orang tersebut diantaranya :
a.       Penggunaan kalimat informal (tidak baku)
Dalam proses transaksi informasi seorang individu termasuk kepada orang yang tidak dikenal atau belum memiliki kedekatan sama sekali, kita perlu menggunakan kalimat baku atau formal agar orang lain merasa dihargai.
b.      Berbicara sambil melakukan hal lain
Etika sopan santun sangat berlaku pada point ini, orang tentu akan merasa tersinggung saat jika kita dengan sibuk makan dan dalam saat bersamaan berbicara dengan lawan bicara kita.
c.       Terlalu banyak basa-basi
Dalam beberapa kasus, ada beberapa orang yang cinderung lebih menyukai penyampaian langsung (to the point) sebuah informasi, meski sebagian juga menyukai basa-basi, namun dalam komunikasi formal kita tidak memerlukan basa-basi  kita hanya perlu memaparkan garis besarnya.
d.      Berbicara dengan nada kasar
Berbicara dengan nada kasar tidak perlu penjelasan lebih lanjut, orang tentu tidak akan suka jika dibentak dan dimaki.
e.       Nada memerintah
Dalam hal ini orang cinderung tidak sadar menggunakan kalimat-kalimat memerintah yan seharusnya kita hindari karena bisa menyinggung lawan bicara sebagai contoah “bapak harus lebih kompeten dalam mengajar” kalimat tersebut jelas berisi kalimat perintah.
f.       Tidak boleh menghakimi
Dalam komunikasi kita tidak boleh mengajukan kalimat yang menghakimi seprti “bapak pasti korupsi.!” atau “tentu bapak telah melakukan hal yang keji..” dan sebagainya
g.      Manage intonasi
Perlu adanya control dengan nada suara kita, tidak boleh terlalu tinggi (akan terkesan membentak) dan tidak boleh terlalu rendah (terkaesan berbisik). Perlu nada yang sesuai dan nyaman didengar.
Etika Berkomunikasi Etika Berkomunikasi Reviewed by Mabrur Muhammad on September 06, 2016 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.