Islam yang Penuh Kedamaian, dan Kekejaman Yahudi
Islam yang Penuh Kedamaian,
dan Kekejaman Yahudi
Oleh : Mabrur
(Mahasiswa KPI/FDK UIN Ar-Raniry)
Di
era modern ini, banyak musuh islam melancarkan berbagai macam tuduhan miring
terhadap islam. Mereka menuduh islam dengan agama teroris, agama yang mencintai
kekerasan, dan agama pedang. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu bagi
ummat islam mengkaji kembali sejarah dakwah islam dan perkembangan islam, agar
tidak tertipu dengan ucapan dan tuduhan kaum orientalis yang ingin
menyudutkan islam. Akhir-akhir ini orang-orang Yahudi berjuang dengan giat
untuk memojokkan islam. Mereka mengeluarkan berbagai macam pernyataan, pada
hakekatnya adalah caci-maki dan pernyataan kufur kepada Allah,
Rasulullah, para sahabat, dan celaan kepada ulama, yang dibungkus dengan
istilah dan dalam kemasan “ilmiah”.
Islam
dan Perdamaian
Islam
adalah agama yang sangat mencintai perdamaian dan ketentraman. Bahkan tujuan
diutusnya Rasulullah oleh Allah adalah sebagai pelopor perdamaian yang abadi
dimuka bumi ini. Sangat banyak ayat Al-Qur’an yang menerangkan bahwa nabi
Muhammad adalah manusia yang diutus untuk memperbaiki akhlak manusia dan
mengajak manusia untuk berbuat baik, dan membangun kedamaian serta ketentraman
bagi semua makhluk penghuni dunia ini.
Islam
melarang ummatnya untuk melakukan kerusakan terhadap keindahan alam, tetapi
malah menjadi suatu keharusan untuk menjaga dan melestarikan alam agar
terhindar dari kepunahan. Kemudian dalam islam juga diajarkan bahwasanya tidak boleh
diantara sesama makhluk, saling menyakiti dan mendzalimi, walaupun dengan
binatang, kecuali kehidupan binatang itu memberi mudharat bagi manusia. Hal
yang sama juga wajib dilakukan antar interaksi hubungan manusia, yaitu tidak
boleh saling tindas menindas, dzalim-mendzalimi, kecuali bila mereka telah
melampaui batas untuk melakukan tindakan penindasan kepada kita.
Telah
tercatat dalam sejarah bahwa ummat Islam dimana saja dan dalam kurun waktu
kapan saja, ummat Islam lebih mengutamakan jalan perdamaian dibandingkan dengan
peperangan.
Dalam
Al-Qur’an, kita sebagai ummat muslimin diperintahkan untuk memberikan jaminan
keamanan kepada kaum musyrik yang meminta perlindungan dan pertolongan
dari ummat islam. Dan para Fuqaha telah mengkategorikan kafir kepada
tiga golongan, yaitu Harbiyun, Zimmiyyun, dan Musta’minun.
Kafir
Zimmiyyun adalah kafir yang telah mengikat perjanjian dengan pemerintah
muslim untuk tinggal Negara muslim, dan dharuskan membaar Jizyah
(pajak). Musta’minun yaitu kafir yang hanya sekedar mengunjungi Negara
muslim dalam batas dan waktu yang telah ditentukan, atau mereka yang meminta
perlindungan pada pemerintah Muslim. Mereka terbukti tidak melakukan kerusakan
dan tidak menyebarkan fitnah bagi kaum Muslimin. Maka Zimmiyyun dan Musta’minun
tidak boleh diancam ataupun diteror, apalagi diperangi. Tetapi berbeda halnya
dengan kafir Harbiyyun, Mereka malah menyebarkan fitnah dan bahkan
sampai memerangi kaum Muslimin, maka orang kafir yang seperti itu wajib diperangi.
Kekejaman Yahudi
Kekejaman
Yahudi terhadap Islam sudah terlihat semenjak Rasulullah Saw masih hidup. Mereka
mencoba membunuh Rasulullah dengan meracuni paha kambing yang diberikan kepada
beliau. Bahkan Yahudi juga terlibat dalam pembunuhan Abu Bakar, Umar dan
Utsman. Dan Abdullah bin Saba’ yang menjadi dalang pemberontakan hingga
membunuh Ustman.
Kaum
Yahudi akan terus menerus berupaya dan berusaha sekuat tenaga untuk memecah
belah ummat Islam dengan berbagai cara, terutama dengan menyebarkan Intrik dan
Provokasi, sampai kepada peperangan yang terus berkelanjutan hingga akhir
zaman.
David
Duke pernah berbicara mengenai Sharon (Perdana Menteri Israel); “Ariel Sharon
adalah penjahat besar yang bertanggung jawab atas aksi pembantaian yang
menewaskan tidak kurang dari 2500 warga Palestina di Shabra dan Syatila."
Pada tahun 2000-2002, Sharon juga telah membunuh
lebih dari 9000 warga Palestina saat perlawanan Intifadha Pertama. Selain itu,
dia juga pernah membuat kekacauan di dalam masjid kebanggaan Umat Islam, Masjid
Al-Aqsa (Wikipedia.org, 16/12/2017).
Dan
sekarang klaim sepihak yang di deklarasikan oleh Donald Trump (Presiden Amerika
Serikat), bahwa Jerussalem menjadi ibukota Israel telah melukai banyak hati
ummat Islam diseluruh dunia. Dan klaim yang seperti ini bisa membuka peluang
kepada kaum Yahudi Israel untuk dapat lebih leluasa dalam melakukan pembantaian
terhadap kaum Muslimin di Palestina.
Selama
ini Islam sering diidentikkan dan dituduh dengan sebutan teroris. Kenyataannya
implementasi terhadap HAM tidak berlaku untuk masyarakat Muslimin yang sedang
dibantai oleh kaum Yahudi Israel dipermukiman Palestina. Jadi sebenarnya bisa
dikatakan bahwa Amerika dan Israel-lah yang merupakan teroris terbesar dan
terkejam didunia. Mereka adalah Yahudi yang selalu meraih tujuannya melalui
berbagai cara baik dengan kekerasan maupun peperangan.
Konsekuensi Dirusaknya Nilai Perdamaian
Donald
Trump mendapat kecaman dari berbagai Negara-Negara di belahan dunia.
Konsekuensi yang terjadi dari klaim sepihak Amerika Serikat terhadap Jerussalem
sebagai ibukota Israel telah menimbulkan konflik baru yang sangat dahsyat. Hal
tersebut bisa memicu perang baru dengan dunia Islam.
Kebencian
mereka sama sekali tidak beralasan, sebab Islam tidak pernah memusuhi, kecuali
ada yang memulainya. Penganut agama manapun bisa hidup secara damai bersama
ummat Islam, tanpa mendapat gangguan. Dari zaman dulu sampai dengan sekarang
ummat Islam tetap konsisten dengan prinsipnya. Jika tidak diganggu, maka kita
sebagai ummat Islam tidak akan pernah mengusik pihak lain.
“Lebah
yang hinggap dipohon kayu akan selalu mengeluarkan madu yang memberi banyak
manfaat tanpa merusak pohon kayu tersebut. Tetapi lebah akan melawan dan
mempertahankan daerahnya ketika ada sesuatu yang mengganggunya.”
Begitu
pula dengan sifat orang islam, masyarakat Muslimin akan selalu menebarkan
kebaikan dan menjunjung tinggi nilai perdamaian. Akan tetapi jika ada yang
mengganggu, memerangi, menyerang dan melakukan perlawanan dengan fisik, dan
jalan damai untuk mempertahankan aqidah, harta, dan tanah air sudah tertutup.
Maka ummat Muslimin akan bersatu dan berdiri kokoh untuk memperjuangkan
hak-haknya walaupun dengan menempuh jalur peperangan.
Dengan
kejadian ini, kita sebagai ummat Islam harus terus mendoakan agar ummat Islam
di Palestina kembali bisa hidup rukun dan damai seperti dahulu. Dan seharusnya
kita lebih terpacu untuk berusaha melakukan upaya-upaya yang bisa berguna dan
membantu saudara-saudara kita yang ada di Palestina.
Jauhkan
sikap Sekuler, sudah saatnya ummat Islam bersatu untuk kembali membangun
politik Islam dan menguasai berbagai sektor Perekonomian, Militer, dll,
sehingga dapat membuahkan suatu peradaban baru yang lebih Pro terhadap
kebijakan hak-hak kaum Muslimin.
Islam yang Penuh Kedamaian, dan Kekejaman Yahudi
Reviewed by Mabrur Muhammad
on
December 18, 2017
Rating:
No comments: